@ Adisucipto Street
Please, Translate in Your Language..
Selasa, 31 Mei 2011
Minggu, 29 Mei 2011
Sabtu, 21 Mei 2011
About Jogja
Lambang kota DIY |
Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada Tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani Kompeni Belanda di bawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi Perjanjian Gianti : Negara Mataram dibagi dua : Setengah masih menjadi Hak Kerajaan Surakarta, setengah lagi menjadi Hak Pangeran Mangkubumi. Dalam perjanjian itu pula Pengeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah.
Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah daerah mancanegara yaitu; Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Grobogan.
Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah daerah mancanegara yaitu; Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Grobogan.
Setelah selesai Perjanjian Pembagian Daerah itu, Pengeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I segera menetapkan bahwa Daerah Mataram yang ada di dalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755.
Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah Hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada sebuah desa kecil bernama Pachetokan, sedang disana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah penetapan tersebut diatas diumumkan, Sultan Hamengku Buwono segera memerintahkan kepada rakyat membabad hutan tadi untuk didirikan Kraton.
Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah Hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada sebuah desa kecil bernama Pachetokan, sedang disana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah penetapan tersebut diatas diumumkan, Sultan Hamengku Buwono segera memerintahkan kepada rakyat membabad hutan tadi untuk didirikan Kraton.
Sebelum Kraton itu jadi, Sultan Hamengku Buwono I berkenan menempati pasanggrahan Ambarketawang daerah Gamping, yang tengah dikerjakan juga. Menempatinya pesanggrahan tersebut resminya pada tanggal 9 Oktober 1755. Dari tempat inilah beliau selalu mengawasi dan mengatur pembangunan kraton yang sedang dikerjakan.
Setahun kemudian Sultan Hamengku Buwono I berkenan memasuki Istana Baru sebagai peresmiannya. Dengan demikian berdirilah Kota Yogyakarta atau dengan nama utuhnya ialah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan Ambarketawang ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah menetap di Kraton yang baru. Peresmian mana terjadi Tanggal 7 Oktober 1756
Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, bersamaan dengan dibangunnya Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di Hutan Beringin, suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi tersebut nampak strategi menurut segi pertahanan keamanan pada waktu itu Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi DIY dari Presiden RI, selanjutnya pada tanggal 5 September 1945 beliau mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah Kesultanan dan daerah Pakualaman merupakan Daerah Istimewa yang menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut pasal 18 UUD 1945. Dan pada tanggal 30 Oktober 1945, beliau mengeluarkan amanat kedua yang menyatakan bahwa pelaksanaan Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional
Meskipun Kota Yogyakarta baik yang menjadi bagian dari Kesultanan maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu DPR Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman, tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi Kota Praja atau Kota Otonom, sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan massih tetap berada di tangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Meskipun Kota Yogyakarta baik yang menjadi bagian dari Kesultanan maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu DPR Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman, tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi Kota Praja atau Kota Otonom, sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan massih tetap berada di tangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan dan Pakualaman baru menjadi Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1947, dalam pasal I menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari Kabupaten Bantul yang sekarang menjadi Kecamatan Kotagede dan Umbulharjo ditetapkan sebagai daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Daerah tersebut dinamakan Haminte Kota Yogyakaarta.
Untuk melaksanakan otonomi tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh Ir.Moh Enoh mengalami kesulitan karena wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di mana Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi bagian Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman Poerwokusumo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25 orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955.
Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah dan DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan Pemerintah Harian serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya Yogyakarta.
Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang-undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengankatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya, khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta merupakan daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan bagi kepala Daerah Tingkat II seperti yang lain.
Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka, maka keluarlah Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan Daerah menyelenggarakan otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab. Sesuai UU ini maka sebutan untuk Kotamadya Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta sedangkan untuk pemerintahannya disebut denan Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta sebagai Kepala Daerahnya.
Sumber:http://www.jogjakota.go.id
Bentangan Pasir Putih Pantai Wediombo
Susunan karang yang indah berada disalah satu sudut Pantai Wediombo |
Pantai Wediombo berlokasi di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY. Pantai ini merupakan gugusan pantai ujung timur wilayah Gunung Kidul. Jaraknya sekitar 40-an km dari pusat kota Wonosari.
Pada saat anda mengunjungi pantai ini, pemandangan pertama yang akan terlihat adalah pemandangan pantai Wediombo dari daerah bukit. Kenapa bisa begitu?? Karena saat anda sampai di pantai ini areal parkirnya memang berada di atas perbukitan. Dan untuk sampai bibir pantai anda harus berjalan turun melewati puluhan anak tangga, lumayanlah (apalagi saat pulangnya, hadew). Namun, semua itu terbayar dengan pesona pemandangan pantai yang jelas saat kita menuruni maupun menaikki anak tangga itu.
Pasir putih di Pantai Wediombo |
Nama Wediombo sendiri berasal dari basa jawa Wedi yang artinya pasir dan Ombo yang artinya lebar/luas. Namun kalau melihat keadaan aslinya pantai ini tidak begitu luas seperti namanya karena di samping kiri-kanannya diapit oleh bukit karang. Dan kalaupun dibandingkan dengan pantai Parangtritis (Bantul, DIY) ataupun pantai Glagah (Kulonprogo, DIY), pantai Wediombo tidak begitu luas. Penduduk sekitar pun mengiyakan jika nama pantai Wediombo kurang sesuai dengan keadaan aslinya. Bahkan ada yang beranggapan nama pantai ini lebih cocok disebut Teluk Wediombo. Nama Wediombo sendiri merupakan nama yang diberikan oleh nenek moyang dari penduduk setempat.
Pantai Wediombo dilihat dari bukit |
Terlepas dari masalah penamaan pantai Wediombo ini yang kurang pas, pantai Wediombo menyajikan tontonan pasir putih yang memanjang dari ujung barat-timur. Di kawasan pantai ini juga hidup bermacam-macam ikan laut seperti ikan cucut, tenggiri, kakap, dll. Dan banyak pula orang yang hobi memancing menyalurkan hasratnya di pantai ini. Biasanya para pemancing memancingnya berada di areal bukit-bukit karang. Bukan hal mudah untuk memancing di areal ini, untuk itu diperlukan nyali yang tinggi karena pemancing akan berhadapan langsung dengan ganasnya ombak yang menerjang karang di bukit itu. Selain itu juga, jalan menuju bukit karang itu juga licin dan berkelok-kelok. Namun itu semua terbayar dengan hasil tangkapan ikan yang lumayan besar jika anda beruntung. Hehehe...
Tiap setahun sekali penduduk sekitar pantai Wediombo yang merupakan para nelayan melakukan ritual upacara Ngalangi. Upacara ini merupakan proses penangkapan ikan dengan menggunakan gawar (jaring penangkap ikan tradisional yang terbuat dari akar pohon wawar). Tujuan dari upacara ini adalah untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap Tuhan atas anugerah yang diberikan dan mengharapkan keselamatan dan hasil tangkapan yang lebih untuk masa mendatang.
Pesona Pantai Baron
Pantai Baron di lihat dari Bukit |
Pantai Baron berada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, tepatnya di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta. Jarak dari kota Yogyakarta sekitar 40-an km. Bila ditempuh dengan sepeda motor memerlukan waktu 2 jam-an.
Pantai Baron merupakan pantai terpopuler di daerah Gunung Kidul. Jumlah kunjungan wisatawan ke pantai ini melebihi jumlah kunjungan di pantai-pantai lainnya di wilayah Gunung Kidul. Di pantai ini ombaknya relatif besar, sehingga bagi yang suka berenang di pantai dilarang untuk berenang melewati batas-batas yang diperbolehkan. Selain berenang anda juga dapat bermain pasir sepuasnya. Meskipun tubuh anda nanti lengket-lengket karena air asin laut jangan kuwatir karena di pantai ini terdapat air tawarnya. Air tawar berada di sisi sebelah barat (kanan) dan sumbernya berasal dari muara sungai bawah tanah di pantai ini.
Air tawar di sebelah barat (kanan) Pantai Baron |
Selain kita dapat menikmati keindahan pantai Baron ini, kita juga dapat kuliner makanan laut hasil tangkapan para nelayan langsung dari laut. Anda dapat menikmati kuliner makanan laut ini dengan harga terjangkau. Dan apabila anda ingin memasaknya dirumah, anda bisa memesan ikan segar langsung di TPI sekitar pantai.
Pemandangan dari atas di sebelah timur(kiri) Pantai Baron |
Keistimewaan lainnya dari pantai ini adalah memiliki bukit yang cukup tinggi di sisi sebelah timur (kiri) pantai Baron. Di bukit ini pada waktu senja dan esok hari apabila tidak mendung maka dapat melihat pemandangan matahari saat naik (sunrise) maupun saat turun (sunset). Dan dari bukit ini juga pemandangan di bawah (sekitar pantai) dapat terlihat jelas. Namun untuk menaikki bukit ini juga lumayan capek, apalagi jalannya berkelok-kelok dan masih berupa tanah gembur jalurnya. Bagi yang pernah ke Baron belum lengkap sepertinya kalau belum mendaki bukit ini. Maknyuz pokoke.,.,
Jumat, 20 Mei 2011
Pantai Sundak (Asu Vs Landak)
Pantai sundak dilihat dari atas |
Lokasi pantai ini berada di kawasan Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY. Pantai ini berdekatan dengan pantai Krakal, Kukup, Drini, Baron dan Sepanjang. Dengan kendaraan roda dua dari Kota Yogyakarta dapat ditempuh sekitar 2-3 jam-an.
Pantai sundak merupakan pantai pasir putih yang dihiasi juga dengan karang-karang besar sebagai tempat persembunyian biota-biota laut mungil. Selain itu, di sebelah timur pantai ini terdapat goa yang terbentuk dari batu-batu karang dengan ketinggian lebih dari 10 meteran. Yang sangat istimewa dari goa ini adalah adanya sumber air tawar yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kehidupan sehari-hari.
Sisi timur Pantai Sundak |
Selain itu juga di pinggir pantai ini juga terdapat pohon-pohon yang membuat sejuk hembusan sepoi-sepoi angin laut. Dan di pantai ini juga cocok untuk ngecamp yaitu berada di sekitar area pepohonan tadi. Dengan beralaskan tanah dan beratapkan langit akan menambah kealamian acara ngecamp di pantai sundak ini. Apabila pembaca ingin ngecamp di pantai ini warga sekitar juga ada yang menawarkan kayu bakar untuk membuat api unggun. Mantafb euy.,.,
Menurut cerita yang berkembang, asal mula nama pantai sundak adalah adanya pertarungan antara Asu (Anjing) dan Landak yang terjadi di dalam goa. Dimana pada akhirnya si Anjing berhasil mengalahkan si Landak. Setelah pertarungan tersebut berakhir si Anjing memakan sebagian tubuh si Landak dan keluar goa dengan perasaan senang dan bangga. Hal ini ternyata diketahui oleh pemilik anjing yaitu arjasangku dengan melihat setengah tubuh Landak yang disantap si Anjing. Untuk mengecek sebagian tubuh si Landak, Arjasangku melihat ke dalam goa. Dan ternyata benar adanya. Dan setelah itulah nama pantai ini dikenal dengan nama pantai Sundak.
Bentangan pasir putih Pantai Sundak |
Dan diketahuinya ada sumber air tawar di dalam goa juga diceritakan karena saat pemilik anjing melihat si Anjing basah kuyup menyantap sebagian tubuh si Landak, sehingga si pemilik anjing menduga di dalam goa terdapat sumber air. Dan ternyata benar setelah dichek, di dalam goa terdapat sumber air tawar. Dan pada akhirnya sumber air tawar dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kehidupan sehari-hari dengan membuat pipa yang dihubungkan dari goa ke rumah-rumah penduduk sekitar.
Kalau pembaca ingin mengecek kebenaran cerita ini silakan saja. Kunjungi pantai sundak sebagai salah tujuan wisata anda bila ingin berlibur ke Gunung Kidul.
Rabu, 04 Mei 2011
Mural
@Perwakilan Street
Everybody knows Yogyakarta is one of art city in Indonesia. One of interesting in Yogyakarta, you can find a lot mural on the wall. They paint the wall only in the night, because mural still ilegal actions in Indonesia.
Everybody knows Yogyakarta is one of art city in Indonesia. One of interesting in Yogyakarta, you can find a lot mural on the wall. They paint the wall only in the night, because mural still ilegal actions in Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)
Label
0 Kilometer
(6)
adung
(1)
Air Lingkuk Emas
(2)
Alun-Alun Kidul
(4)
Amlapura
(1)
Art 'n' Culture
(8)
asal mula kota yogyakarta
(1)
Atraksi Lumba-Lumba
(1)
Bad Habit
(4)
Bali
(4)
Bali Handara Kosaido
(1)
Banjar Kedungu
(1)
Banjar Lumpang Telabah
(1)
barang elektronik jogjatronik
(1)
Bawah Laut
(2)
Beach
(2)
Becak
(4)
Bedugul
(2)
Bejanjam
(2)
belanja elektronik
(1)
benteng vredeburg
(1)
Berdoa
(2)
Berenang
(1)
Bermain
(1)
Bidara
(1)
Biota
(1)
Biru
(2)
Boat
(3)
Bulan Madu
(2)
bungy jump
(1)
Bungy Jumping
(1)
Burung
(1)
Burung Langka
(1)
Camar
(2)
candi borobudur
(1)
candi prambanan
(1)
Cidomo
(1)
cultural heritage
(1)
denpasar
(9)
Desa Antap
(1)
Desa Belalang
(1)
Desa Beraban
(1)
Desa Desa Tulikup
(1)
Desa Kelating
(1)
Desa Keramas
(1)
Desa kerobokan
(1)
Desa Lebih
(1)
Desa Lembeng
(1)
Desa Medahan
(1)
Desa Medewi
(1)
Desa Munggu
(1)
Desa Pecatu
(1)
Desa Pemongkong
(1)
Desa Pemuteran
(1)
Desa Prasi
(1)
Desa Sukawati
(1)
Desa Sumber Klampok
(1)
Desa Takmung
(1)
Desa Tebubeneng
(1)
Desa Tibubiyu
(1)
Desa Ungasan
(2)
di yogyakarta
(1)
Diver
(1)
Diving
(5)
double six club
(1)
Dusun Lepang
(1)
Dusun Terneak
(1)
e-KTP
(1)
Food
(4)
Gerokgak
(1)
Gili
(1)
Gili Air
(4)
Gili Asahan
(1)
Gili Kedis
(3)
Gili Kondo
(1)
Gili Meno
(4)
Gili Nanggu
(3)
Gili Sudak
(1)
Gili Sunut
(1)
Gili Tangkong
(1)
Gili Trawangan
(4)
Gilimanuk
(2)
goa pindul jogja
(1)
Gua Gala
(1)
Guide
(1)
Gunung Kidul
(3)
Historical Place
(6)
Hotel Nikko
(1)
ikan
(7)
Indah.
(5)
INdanh
(1)
Indrayanti
(1)
Informasi
(1)
Instagram
(259)
Islam
(2)
jalan malioboro
(1)
Jalan Raya Uluwatu
(1)
Jembrana
(2)
Jerowaru
(1)
Jimbaran
(1)
jogja
(2)
jogja never ending
(2)
Jogjakarta
(1)
Jogya
(1)
Jogyakarta
(1)
Kabuapten Klungkung
(1)
Kabupaten Badung
(7)
Kabupaten Buleleng
(1)
Kabupaten Gianyar
(4)
Kabupaten Karangasem
(1)
Kabupaten Klungkung
(1)
Kabupaten Tabanan
(3)
Kamandalu Restaurant
(1)
Kapal
(1)
Kapal Ketingting
(1)
Karang
(4)
Karibia
(1)
Kecamatan Banjarangkan
(1)
Kecamatan Blahbatu
(2)
Kecamatan Dawan
(1)
Kecamatan Gerokgak
(1)
Kecamatan Gianyar
(2)
Kecamatan Kediri
(1)
Kecamatan Kerambitan
(2)
Kecamatan Kuta Selatan
(1)
Kecamatan Kuta Utara
(2)
Kecamatan Manggis
(1)
Kecamatan Mengwi
(1)
Kecamatan Selemadeg
(1)
Kecamatan Sukawati
(2)
Kecmatan Kuta Selatan
(1)
Kelurahan Ketewel
(1)
kelurahan Siyut
(1)
kerajaan mataram kuno
(1)
Keramat
(2)
Kids
(1)
Kopiah
(2)
Kota Gianyar
(1)
kukup
(1)
Kura-kura
(1)
kuta
(7)
kuta bali
(1)
laut
(3)
Lebaran Topat
(2)
Legian
(2)
lokasi wisata eksotis jogja
(1)
Lombok Barat
(5)
Lombok Timur
(2)
Makam Batu Layar
(2)
malioboro
(1)
Malioboro Corner
(9)
Melaya
(1)
Menyeberang
(1)
Menyelam
(3)
Merapi Volcano
(1)
Museum + Monumen
(1)
Musim Haji
(2)
Nazar
(2)
Ngurah Rai
(2)
Nguris Rambut
(2)
Night
(1)
NTB
(12)
Nusa Ceningan
(1)
Nusa Dua
(4)
Nusa Lembongan
(1)
Nusa Penida
(1)
Nusa Tenggara Barat
(2)
obyek wisata alam
(1)
Ombak
(2)
Operator Diving
(1)
Padang Bai
(1)
Pantai
(10)
pantai bali
(1)
Pantai Batu Layar
(2)
Pantai Batu Pageh
(1)
Pantai Brawa
(1)
Pantai Candikusuma
(1)
pantai double six
(1)
Pantai Dreamland
(1)
Pantai Geger Sawangan
(1)
Pantai Karma Kandara
(1)
Pantai Kedonganan
(1)
Pantai Kedungu
(1)
Pantai Kelating
(1)
Pantai Keramas
(1)
pantai kukup
(1)
Pantai Kusamba
(1)
Pantai Kuta
(2)
pantai kuta bali
(1)
pantai kuta jogja
(1)
Pantai Labuhan Sait
(1)
Pantai Lebih
(1)
Pantai Lembeng
(1)
Pantai Lepang
(1)
Pantai Lovina
(1)
Pantai Masceti
(1)
pantai masih perawan
(1)
Pantai Medewi
(1)
Pantai Nyang Nyang
(1)
Pantai Nyanyi
(1)
pantai pasir putih
(1)
Pantai Pemuteran
(1)
pantai pok tunggal jogja
(1)
Pantai Prasi
(1)
Pantai Purnama
(1)
pantai sanur
(2)
Pantai selatan
(1)
Pantai Seminyak
(1)
Pantai Seseh
(1)
Pantai Siyut
(1)
Pantai Soka
(1)
Pantai Suluban
(1)
pantai wonosari
(1)
pantai yogyakarta
(1)
pantain legian
(1)
pasar beringharjo
(1)
Pasir Putih
(6)
Pekutatan
(1)
Pelabuhan Benoa
(1)
Pendidikan
(2)
pengantin
(2)
Penginapan
(1)
Penyelam
(1)
Penyu
(1)
People
(59)
Perahu
(2)
Perama
(1)
pesona pantai kukup
(1)
Photography
(1)
Pohon
(1)
Ponton
(1)
Private Island
(2)
propinsi di yogyakarta
(1)
Public Place
(21)
Public Transportation
(14)
Pulau
(3)
Pulau Menjangan
(1)
Pulau Pasut
(1)
Pura Masceti
(1)
Pura Petitenget
(1)
Pura Uluwatu
(2)
Racing
(1)
Ramah
(2)
Rekreasi
(1)
Religi
(2)
Resort
(1)
Sambelia
(1)
Samudera Indonesia
(1)
Sebatik
(1)
Sejarah
(3)
sejarah jogja
(1)
Sekotong
(1)
Selam
(1)
Selat Alas
(1)
Sepi
(4)
Shopping Place
(6)
Singaraja
(2)
slogan yogyakarta
(1)
Snorkling
(8)
Sport
(6)
sri sultan hamengkubuwono x
(1)
Street
(21)
sungai bawah tanah
(1)
Sungai Tukadaya
(1)
Sunrise
(5)
Sunset
(10)
Tabanan
(1)
Taman Laut
(1)
Tamasya
(1)
Tanah Lot
(1)
Tanjung Benoa
(1)
Tanjung Ringgit
(1)
Tawung
(1)
Tebing Karang
(1)
Tenang
(1)
Tepus
(1)
Terpencil
(1)
Terumbu Karang
(5)
Things
(3)
TransJogja
(4)
tugu yogyakarta
(1)
Underwater
(1)
Vehicle
(6)
Virgin Beach
(1)
Wisata
(9)
wisata alam jogja
(1)
wisata bali
(1)
wisata belanja jogja
(1)
Wisata Candi
(1)
wisata jogja
(1)
wisata kuliner jogja
(1)
Wisata Lombok
(8)
wisata malam jogja
(1)
Wisata Pantai
(4)
wisata pantai indrayanti
(1)
wisata pendidikan jogja
(1)
wisata sejarah jogja
(1)
Wonosari
(1)
Yogja
(1)
Yogjakarta
(1)
yogya
(1)
yogyakarta
(1)